Indonesia akhirnya kandas di babak semifinal Al Nakba Cup 2012
setelah menyerah 1-2 dari tuan rumah Palestina. Menurut Manajer Timnas,
Ramadhan Pohan, pasukan Nilmaizar terhenti secara terhormat pada
turnamen yang diikuti sembilan negara tersebut.
"Pasukan debutan
Indonesia sudah lakukan yang terbaik. Irfan Bachdim, Wijitanto, Hamdi,
dan kiper Hendra sudah maksimal," ujar Ramadhan lewat akun twitternya
tak lama setelah laga usai.
"Tapi inilah sepak bola. Bermain
bagus tidak harus berarti juara," sambung Wakil Sekjen Partai Demokrat
tersebut.
Bertanding di Hussein bin Ali Stadium, Hebron, Selasa,
22 Mei 2012, Indonesia sebenarnya sempat unggul lewat gol Irfan Bachdim
pada menit ke-13. Namun tuan rumah berhasil membalasnya setelah Abu
Habib sukses mengeksekusi hadiah penalti pada menit ke-39.
Di
babak kedua, Palestina tampil dominan. Sedangkan Indonesia memilih
tampil bertahan dan berusaha mengandalkan serangan balik.
Pada
menit ke-66, Palestina berbalik unggul setelah Faheed Attal yang berdiri
tanpa pengawalan di kotak terlarang sukses menjebol gawang Indonesia.
Indonesia berusaha mengejar. Namun hingga pertandingan berakhir,
Palestina tetap unggul 2-1 atas timnas.
"Kita terhenti secara
terhormat. Dengan 15 pemain tersisa, karena beberapa cedera dan
Okto-Pahabol tidak dapat visa. Perjuangan coach Nil Maizar sudah
maksimal," Ramadhan menambahkan.
Sementara itu, lewat blognya,
salah seorang ofisial timnas, Matias Ibo menjelaskan bahwa defender
Wahyu Tanto mengalami cedera otot paha saat bertanding. Pemain ini
akhirnya ditarik di babak kedua dan sempat mendapat suntikan penghilang
rasa sakit.
Insiden Ludah
Dalam blognya, Matias juga menjelaskan aksi tak terpuji yang
dilakukan suporter tuan rumah sepanjang laga. "Sepanjang 60 menit, bench
kami diludahi dari tribun. Awalnya saya kira hujan, tapi ternyata itu
berasal dari mulut manusia," tulisnya.
"Sangat menyedihkan,
apalagi saat penonton di atas kami memanggil 'habibie' yang berarti
teman, namun dalam detik berikutnya meludah. Ya sudah, apa yang terjadi
tak bisa diubah," sesalnya.
Namun kabar ini dibantah Ramadhan.
Bahkan mantan pemred Jurnal Nasional itu menilai kabar tersebut sebagai
upaya provokasi.
"Provikasi itu, siapa bilang?" ujar Ramadhan menanggapi pertanyaan
mengenai aksi tak terpuji suporter Palestina tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar