Minggu, 18 Maret 2012

Djohar Enggan Tanggapi Hasil KLB KPSI


PSSI kepemimpinan Djohar Arifin Husin menanggapi dingin hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) di Jakarta, Minggu, 18 Maret 2012. Rapat akbar ini telah menghasilkan ketua dan wakil ketua umum serta anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2012-16.

"Kami tidak kenal dengan kegiatan itu. Mereka itu bukan PSSI. Saya sedang menonton pertandingan di stadion. Nanti saja telpon lagi, di sini sangat berisik," ujar Djohar saat dihubungi VIVAbola, Minggu, 18 Maret 2012.

Tidak hanya Djohar, pejabat PSSI lainnya juga sepakat untuk menutup mata dengan agenda KLB. "Saya tidak punya tanggapan," ujar Wakil Sekjen Bidang Organisasi, PSSI, Hadiandra.

Sebelum kongres digelar, Ketua Komite Disiplin PSSI, Bernhard Limbong juga enggan menanggapi KLB tersebut. Dia mengaku, tidak berkompeten untuk mengomentari mengenai KLB yang digelar KPSI.

"Kami tidak mengetahui ada kongres lain di luar agenda kami PSSI. Mau ada pertemuan, atau kongres KPSI, itu bukan domain saya. Hanya saja saya minta pada semua pihak, marilah kita berpikir lebih jernih lagi," beber Bernhard.

KLB yang diikuti 81 pemilik suara telah menetapkan La Nyalla Mattalitti sebagai ketum PSSI 2012-16 dan Rahim Soekasah sebagai wakilnya. Sedangkan 9 anggota exco terdiri atas Tonny Aprilani, Erwin Dwi Budiawan, Roberto Rouw, Zulfadli, Djamal Azis, Hardi Hasan, Ahmed Zaki Iskandar, La Siya, dan Diza Rasyid Ali.

Pada saat yang bersamaan, PSSI pimpina Djohar juga menggelar Kongres Tahunan di Hotel Aquaius, Palangkaraya, Kalteng. PSSI mengklaim Kongres Tahunan ini diikuti oleh 94 pemilik suara.

La Nyalla Menangkan Pemilihan Ketum PSSI


La Nyalla Mahmud Mattalitti menang mutlak pada pemilihan ketua umum PSSI pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar Komite Penyemalat Sepak Bola Indonesia (KPSI), Minggu, 18 Maret 2012. La Nyalla mengoleksi dukungan terbanyak, 79 suara.

Dua suara jatuh ke tangan Gusti Randa. Sedangkan tiga kandidat lainnya, yakni H. Ilham Noer Taoedji, Manase Robert Kambu, dan Ryan Latief sama sekali tidak mendapat satu suara pun. Pemilihan digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara.

"Saya terharu dengan hasil ini. Terimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan amanah kepada saya," kata La Nyala setelah mengetahui dirinya keluar sebagai pemenang.

Ia pun berjanji kepada seluruh voters untuk menjaga kepercayaan mereka. "Ini menjadi tanggung jawab dan beban bagi saya untuk mengembalikan PSSI kembali ke jalan yang benar," bebernya.

Setelah terpilih, ia akan segera menggelar rapat exco, Senin, 19 Maret untuk mencanangkan berbagai program PSSI. Termasuk menampung aspirasi yang disampaikan para kandidat dalam debat visi misi beberapa waktu lalu.

"Kami juga akan merangkul semua pihak, baik dari kubu Arifin Panigoro. Agar sepak bola Indonesia tidak terpecah belah. Kami membuka kesempatan kepada semua pihak jika ingin bergabung dan membangun sepakbola nasional. Tidak ada lagi yang terpecah belah," urai La Nyala.

Sebelumnya, sejumlah nama yang bertarung dalam KLB KPSI-PSSI, memilih mundur dari pencalonan. Tercatat, dari 19 nama yang lolos verifikasi, hanya menyisakan lima nama. Sisanya, calon tersebut memilih mengundurkan diri dari pertarungan dengan beragam alasan. Namun, mayoritas calon mengungkapkan ingin memberikan kesempatan kepada calon yang lebih berkompeten untuk memimpin PSSI.

Tapi sebagian mereka yang mundur tetap menegaskan komitmennya untuk tetap bertarung untuk memperebutkan Komite Ekseskutif PSSI.
Salah satu di antara calon yang mengundurkan diri adalah Djamal Azis.

"Saya mengundurkan diri dari pencalonan Ketum dan Wakil Ketua Umum karena ada yang lebih berkompeten. Tapi saya berkomitmen tetap maju sebagai exco," kata anggota Komisi X DPR RI itu.

Selain Djamal, Direktur Teknik Pelita Jaya, Rahim Soekasah dan Ketua KPSI, Tonny Aprilani juga memilih mengundurkan diri pencalonan tapi mereka tetap bertarung di Komite Eksekutif.

"Saya ingin fokus di KLB. Saya lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan. Tapi saya akan tetap bertarung di komite eksekutif nanti," ujar Tonny menyampaikan alasannya mundur.

Hasil Pemilihan Ketua Umum
La Nyalla Mattalitti: 79 suara
Gusti Randa : 2 suara
H. Ilham Noer Toadji SE MM : 0 suara
MR Kambu: 0 suara
Ryan Latief: 0 suara

Jumat, 16 Maret 2012

Ditekuk Brunei, Indonesia Gagal Juara


Tekad Timnas U-21 untuk memboyong gelar juara Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) 2012 akhirnya kandas setelah kalah 0-2 dari tuan rumah Brunei Darussalam, Jumat, 9 Maret 2012. Dua gol tuan rumah lahir di babak II lewat Aminuddin Zakwan dan Adi Bin Said.

Bertanding di Stadion Hassanal Bolkiah, Brunei Darussalam, Indonesia sebenarnya tampil menekan sejak babak pertama. Sebaliknya, tuan rumah memilih untuk bertahan sembari sesekali memanfaatkan serangan balik ke daerah pertahanan Indonesia.

Di babak pertama, kedua tim bermain imbang 0-0. Namun di babak kedua, Brunei Darussalam berhasil memimpin lewat gol Aminuddin pada menit ke-48. Memanfaatkan umpan silang, Aminuddin yang berdiri bebas di depan gawang berhasil mengecoh kiper Aji Saka.

Ketinggalan 0-1, Indonesia berusaha meningkatkan tempo permainannya. Namun Brunei yang semakin percaya diri justru tampil lebih disiplin dalam menjaga barisan pertahanannya. Brunei juga mulai berani keluar untuk menekan pertahanan Indonesia.

Pada menit ke-75, Brunei yang kini berada di peringkat 201 kembali membuat pendukung timnas terdiam. Aksi Adi Bin Said yang lepas dari pengawalan Syaiful Indra Cahya berhasil merobek jala Garuda Muda yang dikawal Aji Saka. Brunei pun unggul 2-0.

Indonesia berusaha memanfaatkan sisa waktu yang ada. Melalui penampilan cepat Andik Vermansyah dan Yosua Pahabol, Garuda Muda berusaha menekan pertahanan Brunei. Sayang, kokohnya barisan pertahanan Brunei mampu mementahkan tekanan-tekanan timnas U-21.

Hingga laga berakhir, Brunei tetap unggul 2-0 atas Indonesia.

Ini merupakan gelar perdana Brunei pada turnamen yang telah bergulir sejak 2002 ini. Sebelumnya Brunei selalu kandas di babak penyisihan. Sedangkan Indonesia merupakan juara HBT 2002. Saat itu, Gaurda tampil gemilang tanpa tersentuh kekalahan sejak babak penyisihan.

Skuad Timnas Indonesia U-21:
Aji Saka (GK), Syaiful Indra Cahya, Samsul Arifin, Kurniawan, Ridwan Awaludin (Abdul Kamil Sembiring), Achmad Faris Ardiansyah, Nurmufid Fastabiqul Khairot (Husin J Rahaningmas), Agus Nova Wiantara, Miko Ardiyanto, Yosua Pahabol, Andik Vermanshah (C)
Pelatih: Widodo C Putro

Skuad Brunei U-21:
Fakrul Zulhazmi bin Yussof (GK), Hendra Azam bin Md Idris (Reduan Bin Hj Petara), Najib bin Hj Tarif (C), Abd Mu’iz bin Sisa, Hazwan bin Hamzah, Afi bin Aminuddin, Aminuddin Zakwan bin Tahir, Azri bin Zahari, Azwan Ali Rahman, Nurikhwan bin Othman, Adi bin Said
Pelatih: Kwon Oh-son

Kamis, 08 Maret 2012

SKUAD TIMNAS U-21







1 - Muhammad Ridwan (26.03.1991) - Gk
12 - Aji Saka (23.02.1991) - Gk
4 - Syaiful Indra Cahya (28.05.1992) - Def
18 - Anugerah Agung Rosyam (22.09.1991) - Def
3 - Samsul Arifin (03.01.1992) - Def
11 - Fadly M. (11.01.1991) - Mf
13 - Kurniawan (29.03.1991) - Mf
21 - Ryan Putra Maylandu (08.05.1992) - Mf
8 - Ridwan Awaludin (10.10.1994) - Mf
2 - Achmad Faris Ardiansyah (07.03.1993) - Def
6 - Nurmufid Fastabiqul Khoirot (25.04.1991) - Def
25 Achmad Hisyam (07.01.1994) - Def
5 - Agus Nova Wiantara - Def
14 - Abdul Kamil Sembiring (26.05.1991) - Fwd
19 - Miko Ardiyanto ( 25.05.1991) - Fwd
7 - Yosua Pahabol (07.11.1993) - Fwd
10 - Andik Vermansyah (23.11.1991) - Fwd (Captain)
17 - Husin J. Rahaningmas - Fwd

Tekuk Vietnam, Timnas U-21 Melangkah ke Final


Tim Nasional Indonesia U-21 melangkah ke final Hassanal Bolkiah Trophy (HBT) setelah mengalahkan Vietnam 2-0 di Stadion Sultan Hassanal Bolkiah, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Rabu 7 Maret 2012.

Tampil dengan kekuatan terbaik, Timnas U-21 bermain penuh determinasi di awal babak pertama. Meski begitu, tim besutan Widodo Cahyono Putro itu sempat kesulitan menembus ketatnya pertahanan Vietnam di awal pertandingan.

Gol yang ditunggu-tunggu Timnas U-21 akhirnya datang pada menit ke-37. Adalah pemain Persebaya Surabaya, Miko Ardianto, yang membawa Timnas U-21 unggul. Keunggulan 1-0 untuk Indonesia bertahan hingga jeda babak pertama.

Di babak kedua, Indonesia sukses menggandakan keunggulan pada menit ke-70 melalui kapten Andik Vermansyah. Ini adalah gol kelima Andik di ajang Hassanal Bolkiah Trophy 2012. Hingga akhir pertandingan tidak ada gol lagi yang tercipta, dan Timnas U-21 pun menang 2-0.

Dengan kemenangan ini, maka Indonesia berhak melangkah ke babak final. Di partai puncak, Indonesia akan menghadapi pemenang di laga semifinal lainnya antara Myanmar melawan tuan rumah Brunei Darussalam.

Rabu, 07 Maret 2012

Pemerintah Mulai Gerah, PSSI Baru Melunak


Pemerintah mulai gerah dengan kinerja PSSI. Terakhir, Menpora Andi Mallarangeng menghentikan fasilitas dana untuk Tim Nasional Indonesia. PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin mulai merasakan hal yang dialami rezim Nurdin Halid.

Menyusul kekalahan memalukan Indonesia 0-10 dari Bahrain pada Pra Piala Dunia 2014, 29 Februari lalu, Menpora mengutarakan kekecewaannya. Pasalnya, itu adalah kekalahan terburuk sepanjang sejarah Indonesia sejak dikalahkan Denmark di Copenhagen 0-9 pada 3 September 1974.

Menpora menilai kekalahan ini adalah buntut dari sikap diskriminatif PSSI yang melarang para pemain dari kompetisi Indonesia Super League (ISL) tampil membela Timnas. Padahal, tidak bisa dipungkiri, hampir seluruh pemain senior dan terbaik Indonesia tampil di kompetisi ISL.

Menpora kemudian memutuskan untuk sementara menghentikan fasilitas dana Timnas, selama PSSI melakukan tindakan diskriminatif. Dana untuk Timnas akan kembali dikucurkan jika PSSI tidak diskriminatif dalam pemilihan pemain.

"Bagaimana pemerintah mau mendukung sebuah tim yang kita tahu hanya berasal dari satu kompetisi saja. Hasilnya, Timnasnya tidak terbaik. Hasilnya yang seperti di Bahrain itu. Penghentian dana dilakukan saat diskriminatif dilakukan, dan akan kembali dikucurkan sampai Timnas kembali diperkuat pemain terbaik Indonesia," tegas Menpora.

Pernyataan Menpora tersebut muncul hampir bersamaan dengan respon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap kekalahan dari Bahrain. Dalam pernyataannya, SBY meminta PSSI melakukan introspeksi dan segera mengakhiri kekisruhan sepakbola nasional.

Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, merespon positif permintaan Presiden. Namun, soal pernyataan Menpora, Djohar tidak gentar. Mantan Sekjen KONI dan Staf Ahli Menpora tersebut justru menegaskan, "Nanti negara yang rugi. Bukan PSSI."

Program Timnas Terancam

Keputusan Menpora untuk menghentikan sementara fasilitas dana Timnas tentunya akan mengganggu ambisi PSSI. Sebelumnya Djohar telah menegaskan PSSI butuh anggaran hingga Rp900 miliar untuk program kerja empat tahun ke depan.

Alokasi dana tersebut difokuskan untuk pembangunan sarana dan prasarana sepakbola, khususnya untuk keperluan Timnas Indonesia. Selain itu Djohar menegaskan PSSI membutuhkan kantor baru untuk bekerja.

"Kantor baru nantinya diharapkan berada dalam sebuah komplek yang lengkap dengan lapangan sepak bola dan futsal. Termasuk, adanya kolam renang dan fitnes. Sedangkan lokasinya, kami usahakan untuk tidak jauh dari pusat Kota, yakni di Bekasi, Bogor atau Tangerang," ujar Djohar saat itu.

PSSI sendiri tahun ini telah mengajukan dana Rp40 miliar ke pemerintah. Dana tersebut untuk membiayai berbagai kegiatan Timnas mulai dari level U-15, U-17, U-19, U-21, U-23 hingga senior, begitu pula Timnas futsal.

Sebelumnya pihak PSSI memperkirakan dana tersebut akan turun bulan ini, Maret 2012, namun dana tersebut dipastikan tidak akan turun hingga PSSI mengubah sikapnya yang diskriminatif.

Mirip Rezim Nurdin

Keputusan Menpora untuk menghentikan sementara fasilitas dana untuk Timnas mengingatkan kita dengan PSSI era Nurdin Halid. Saat masih memimpin PSSI, Nurdin sempat mendapat perlakuan yang sama dari Menpora Andi Mallarangeng.

Saat itu, Menpora juga mencabut fasilitas PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin, baik fasilitas kantor yang bertempat di Gelora Bung Karno, Senayan, ataupun fasilitas dana. PSSI era Nurdin mengajukan dana Rp25 miliar untuk program Timnas selama 2011, namun akhirnya dihentikan.

Menpora memutuskan menghentikan fasilitas ke PSSI era Nurdin ketika mereka gagal menggelar Kongres untuk membentuk Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan di Pekanbaru, Riau, 27 Maret 2011.

Saat itu Kongres berlangsung ricuh setelah PSSI terkesan menghalang-halangi peserta Kongres yang tergabung dalam Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) atau yang lebih dikenal Kelompok 78.

PSSI Melunak

Pernyataan Presiden SBY dan keputusan Menpora menghentikan sementara fasilitas dana Timnas, langsung direspon positif oleh pihak PSSI. Melalui Penanggung Jawab Timnas, Bernhard Limbong, PSSI menegaskan akan segera berembuk dengan klub-klub ISL untuk menyelesaikan dualisme kompetisi.

"Kami melanjutkan pernyataan dari Presiden. Kami akan mengajak berembuk klub-klub ISL. Paling lambat kami akan bertemu empat hari sebelum 14 Maret," tegas Limbong dalam jumpa pers di kantor PSSI, Selasa 6 Maret 2012.

Selain mengajak berembuk, Limbong juga mengatakan PSSI berencana mengundang klub-klub ISL menghadiri Kongres Tahunan PSSI di Palangkaraya, 18 Maret mendatang. "Kami juga akan mengudang mereka dalam Kongres nanti. Bisa sebagai voters, observer, atau tidak kedua-duanya," papar Limbong.

Pernyataan Limbong ini menunjukkan bahwa PSSI mulai melunak. Karena, sebelumnya PSSI telah menjatuhkan sanksi skorsing kepada tim-tim yang berlaga di ISL. Deputi Sekjen Bidang Kompetisi, Saleh Ismail Mukadar, juga sempat menegaskan klub-klub ISL sudah kehilangan hak untuk ikut ambil bagian pada Kongres Tahunan nanti.

"Tapi, untuk rekonsiliasi apapun harus bisa dilakukan. Pokoknya, kami harus bersatu," kilah Limbong.(Irb)

Tekuk Filipina, Indonesia Lolos ke Semifinal


Indonesia sukses lolos ke babak semifinal Piala Sultan Hassanal Bolkiah. Hasil ini dipastikan setelah Garuda Muda sukses mengalahkan Filipina dengan skor telak 3-0, Minggu 4 Maret 2012.

Berlaga di Berakas Sports Complex, Indonesia membuka keunggulan menit 17 lewat gol Andik Vermansyah. Berawal dari tendangan bebas, bola sempat mengenai pertahanan Filipina, lalu mengenai kepala Andik. Sundulan Andik tak bisa dihentikan kiper Filipina, Paulo Pasqual.

Andik kembali menggetarkan gawang Filipina menit 44 lewat titik penalti. Penalti diberikan wasit setelah Andik dijatuhkan di kotak penalti. Setelah sempat diulang, Andik sukses menunaikan tugasnya dengan baik.

Babak kedua, Filipina sempat melakukan tekanan ke kubu Indonesia. Namun penyelesaian akhir yang terburu-buru membuat mereka gagal menjebol gawang Indonesia. Justru peluang yang didapat Indonesia yang lebih membahayakan.

Andik Vermansyah sempat memiliki peluang menit 59. Namun umpan Andik lewat tendangan bebas gagal dimanfaatkan pemain Indonesia di kotak penalti. Dua menit kemudian tendangan keras Kurniawan dari luar kotak penalti masih digagalkan Paulo Pasqual.

Indonesia memperbesar keunggulan menit 63 lewat gol Yosua Pahabol. Berawal dari kemelut di kotak penalti Filipina, Pahabol sukses membuat Indonesia unggul 3-0.

Skor 3-0 untuk kemenangan Indonesia bertahan hingga pertandingan berakhir. Dalam laga lain, Myanmar bermain imbang 0-0 dengan Singapura.

Dengan demikian, Indonesia lolos ke babak semifinal sebagai runner-up grup A. Pasukan Widodo Cahyono Putro mengoleksi 7 poin dari 4 pertandingan. Di babak semifinal, 7 Maret mendatang, Indonesia akan menghadapi juara grup B, Vietnam.

Susunan Pemain

Indonesia: Muhammad Ridwan (Aji Saka 84'), Achmad Faris Ardiansyah, Samsul Arifin, Syaiful Indra Cahya, Agus Nova Wiantara, Nurmufid Fastabiqul Khairot, Yosua Pahabol, Ridwan Awaludin, Andik Vermansyah (Fadly 73’), Kurniawan, Miko Ardiyanto

Filipina: Paulo Pasqual, Jerry Barbaso, Jacques van Bossche, Amani Agunaldo, Gabriel Borja, Marvin Javver Malinay Angeles, Joshua Beloya, Marwin, Allen Serna, Angele Verheye, David Pusing

Sabtu, 03 Maret 2012

Timnas Kalah 0-10, Djohar Menolak Mundur


Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin menolak mundur dari jabatannya meski timnas Indonesia dipermalukan Bahrain 0-10 pada Pra Piala Dunia (PPD) 2014 lalu. Menurut Djohar, langkah tersebut bukan solusi atas hasil buruk yang diraih tim Garuda.

"Orang lain yang bikin salah kenapa kami yang mundur. Kami hanya bertanggung jawab kepada Kongres," kata Djohar dalam jumpa pers di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat, 2 Maret 2012.

Menurut Djohar, pertandingan lawan Bahrain berjalan tidak normal. Banyak keputusan wasit yang menurutnya terlalu menguntungkan tuan rumah. Karena itu, PSSI menurut Djohar sangat berterima kasih dengan langkah FIFA untuk menginvestigasi laga tersebut.

"Hasil ini di luar dugaan pelatih, pemain, dan pengurus. Atas nama pengurus, kami minta maaf. Ini di luar dugaan kami. Siapa yang mengerti sepak bola banyak hal yang ganjil dalam pertandingan tersebut," beber mantan staf ahli Menpora tersebut.

"Jika pertandingan itu normal, anak-anak pasti bisa mengimbangi Bahrain. Karena itu kami sangat berterima kasih kepada FIFA yang telah merespon protes keras kami kepada FIFA. Kami ingin buktikan siapa yang bajingan dalam laga tersebut," lanjut Djohar.

Indonesia menyerah 0-10 saat bertemu Bahrain Rabu lalu. Ini merupakan kekalahan terbesar timnas sepanjang sejarah. Rekor kekalahan sebelumnya terjadi saat Indonesia bertemu Denmark dalam*sebuah laga eksebisi 1974 di mana timnas kalah dengan skor 0-9.

Bahrain sendiri membutuhkan kemenangan 0-9 untuk bisa lolos ke babak berikutnya. Namun upaya Bahrain akhirnya pupus karena Qatar ternyata mampu menahan imbang Iran 2-2 di partai lainnya.

Banyak pihak yang menuntut pertanggung jawaban PSSI atas kejadian ini. Bahkan Anggota Komisi I DPR RI, Ahmed Zaki Iskandar menilai Djohar pantas mundur akibat kekalahan yang memalukan tersebut.

Pertandingan ini juga berbuntut panjang karena FIFA memutuskan untuk melakukan penyilidikan. FIFA menilai skor ini tidak masuk akal bila dikaitkan dengan rekor pertemuan kedua tim sebelumnya.

"Itu bukan solusi," ujar Djohar saat ditanya apakah bersedia mundur apabila dalam hasil investigas FIFA ternyata menemukan ada pemain maupun ofisial timnas yang ternyata ikut terlibat.
Mengenai bentuk pertanggungjawaban atas kekalahan tersebut, Djohar mengaku akan lebih fokus program yang sudah ada. "Mudah-mudahan ini yang terakhir. Program yang sudah kami jalankan kan sudah banyak. Semua program harus segera jalan," beber Djohar.

Peringkat Dunia FIFA

  • 04 Juli 2013
  • 1. Spanyol - 1532 Pts
  • 2. Jerman - 1273 Pts
  • 3. Kolombia - 1206 Pts
  • 4. Argentina - 1204 Pts
  • 5. Belanda - 1180 Pts
  • 6. Italia - 1142 Pts
  • 7. Portugal - 1099 Pts
  • 8. Kroasia - 1098 Pts
  • 9. Brazil - 1095 Pts
  • 10. Belgia - 1079 Pts
  • ........
  • 160. Chad - 134 Pts
  • 161. Lesotho - 133 Pts
  • 162. Kep. Salomon - 132 Pts
  • 163. Myanmar - 129 Pts
  • 164. Gambia - 126 Pts
  • 165. Dominica - 124 Pts
  • 166. Sao Tome e Principe - 120 Pts
  • 167. Pakistan - 114 Pts
  • 168. Indonesia - 112 Pts
  • 169. Nepal - 106 Pts
  • 170. Yaman - 96 Pts