Jumat, 27 Mei 2011

Kerugian Timnas Bila PSSI Dihukum FIFA

Nasib persepakbolaan Indonesia di kancah internasional akan segera diputuskan di sidang Komite Eksekutif (Exco) FIFA pada 30 Mei 2011. Hasil dari sidang Exco ini akan berpengaruh pada nasib tim nasional Indonesia dan klub-klub yang bertanding di pentas Asia.

Agum Gumelar, sebagai Ketua Komite Normalisasi akan mendatangi markas FIFA di Zurich Swiss, Sabtu 28 Mei 2011. Agum akan melobi FIFA agar sepakbola Indonesia lolos dari ancaman sanksi menyusul kacaunya Kongres Nasional PSSI 20 Mei lalu. Perwakilan FIFA yang hadir merasa kecewa atas kekisruhan itu.

Rakyat Indonesia penggila sepakbola menaruh harapan besar kepada Agum. Sebab, jika sampai mendapat sanksi berat dari FIFA, seluruh komponen yang ada dalam lingkungan sepakbola Indonesia akan rugi.

Kerugiannya adalah sejumlah agenda internasional bagi tim Merah Putih dan klub sepakbola Indonesia bisa dibatalkan. Padahal, yang sudah di depan mata adalah pesta olahraga SEA Games di Tanah Air pada November nanti. Ditambah lagi, Persipura Jayapura baru saja lolos delapan besar Piala AFC.

Berikut adalah agenda Timnas-Klub 2011 di event Internasional yang akan hilang bila FIFA menjatuhkan sanksi ke PSSI.
1. 7-20 Juli, Piala AFF U-17 di Laos.
2. 16-23 Juli, Piala AFF U-23 di Indonesia
3. 23-27 Juli, Kualifikasi Piala Dunia
4. September, Persipura (babak 8 Besar Piala AFC)
5. 10-20 September, Piala AFF U-20 di Malaysia
6. 12-22 September, Kualifikasi Piala Asia U-19
7. 11-25 November, SEA Games di Indonesia, Palembang
8. 10-16 Desember, Piala AFF Futsal Indonesia  
Sebagai informasi, sejauh ini sudah ada 17 negara anggota FIFA yang pernah menerima sanksi. Rata-rata kasusnya adalah intervensi dari pihak ketiga. Intervensi seperti itu biasanya campur tangan pemerintah.

Selasa, 24 Mei 2011

Anggota K78: Kurang Kerjaan Memaki Wartawan


Anggota Kelompok 78 (K78) Syahril Taher menepis tudingan dirinya menyebut wartawan peliput Kongres PSSI pada 20 Mei lalu dengan kata kasar. Syahril yang juga Ketua Umum Persiba Balikpapan juga mengaku tidak ada di lokasi jumpa pers di Golden Ballroom Hotel Sultan yang dikatakan sebagai lokasi insiden tersebut terjadi.

"Kenapa saya memaki wartawan? Wartawan penyambung lidah rakyat. Apa saya tidak ada kerjaan,?" kata Syahril.
"Apa tidak terlalu naif mengincar wartawan? Kami kenal baik dengan wartawan lokal maupun nasional. Saya malah kaget dengan pemberitaan ini."

Insiden ini terjadi saat Kongres PSSI di Golden Ballroon Hotel Sultan, Jumat 20 Mei 2011, berakhir ricuh. Ketua Kongres yang juga Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar menutup sidang yang mulai berlangsung penuh interupsi dan berpotensi saling pukul antar anggota.

Di akhir Kongres, K78 yang selalu melancarkan interupsi menggelar jumpa pers. Di sinilah insiden itu terjadi. Menurut para wartawan yang ada di lokasi, Syahril yang berada di belakang kerumunan, meneriakkan kata-kata tidak mengenakkan bagi para juru warta.

"Buruan udah malam, udah capek, nih. Dasar wartawan goblok!" begitu kalimat yang terdengar sebagaimana ditirukan Doni, seorang saksi mata yang juga seorang wartawan.

Atas hal ini, sekitar 100 wartawan berdemo di kantor PSSI, Senin 23 Mei kemarin. Mereka menuntut agar Syahril meminta maaf atas tindakannya. Namun, karena tidak merasa mengucap kata kasar, Syahril menolak permintaan itu."Bagaimana saya mau minta maaf kalau saya tidak bicara itu," kata Syahrial.

Kongres PSSI

Agum Sampaikan Kronologis Kongres PSSI 20 Mei

 

Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar memaparkan dengan jelas kronologi kericuhan Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jumat (20/5). Kongres PSSI yang berlangsung di Ballroom Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, dengan agenda tungal yakni pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan sembilan anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015 berakhir dengan ricuh dan berujung pada ditutupnya kongres.

Sebenarnya, kongres pada awalnya berjalan dengan baik. Namun, suasana berubah menjadi panas setelah rehat pertama. Sebagian peserta kongres yang juga dikenal dengan sebutan Kelompok 78 terus menghujani Komite Normalisasi dengan interupsi dan meminta agar KN mengagendakan mendengarkan penjelasan Komite Banding.

Namun, hal itu tidak dikabulkan oleh Agum Gumelar dikarenakan hal itu tidak ada dalam agenda kongres. Tetapi, kelompok 78 tak mengindahkannya dan terus menerus melakukan interupsi dengan nada kasar dan berteriak-teriak. Dalam setiap kali berbicara mereka bahkan menunjuk-nunjukkan tangannya kearah Agum Gumelar.

Karena menganggap suasana tidak lagi kondusif, maka akhirnya Agum Gumelar memutuskan utuk menutup kongres pada pukul 20.45 WIB.

Dalam keterangan persnya di kantor sekertariat PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (23/5) WIB, ketua Komite Normalisasi mencoba menjelaskan kronologi lengkap kericuhan yang terjadi pada saat kongres PSSI lalu.

"KN mengemban tiga misi, yakni menyelenggarakan kongres, mengambil langkah terhadap Liga Primer Indonesia (LPI), dan menjalankan tugas harian PSSI," paparnya.

"Keduanya sudah kita kerjakan dengan baik, tinggal yang pertama. Dengan mengupayakan menampung aspirasi, makan KN mempersiapkan dengan baik kongres PSSI yang berlangsung tangal 20 Mei. KN berharap agar kongres berjalan dengan lancar dan tertib dan menghasilkan keputusan yang baik. Pada hari H, awalnya kongres berjalan dengan baik," jelas Agum Gumelar.

"Tetapi ketika kongres memasuki pleno, ternyata suasana tidak berjalan sesuai rencana. Terjadi interupsi terus menerus dan dengan nada mengancam.

Saya berusaha untuk tetap mengakomodir keinginan floor. Sampai ketika break, mereka mendesak Thierry (Regennas) untuk menjelaskan alasan pelarangan George Toisutta dan Arifin Panigoro" tegas Agum.

"Penjelasanya cukup clear, tapi suasan bertambah panas. Sampai ada yang mengeluarkan pernyataan yang tidak pantas kepada tamu kami. Ini mengakibatkan respon yang tidak baik dari perwakilan FIFA dan AFC. Thierry kemudian membisikkan kepada saya bahwa kongres ini tidak bisa lagi dilanjutkan. Saya bilang sabar dulu Thierry."

"Sampai pada satu titik dimana peserta menyatakan mosi tidak percaya. Thierry kemudian bilang pada saya bawa dia akan keluar. Saya lalu bilag lagi kepadanya, sabar."

"Akhirnya, saya menilai hal ini tidak bisa lagi ketemu. Jika dipaksakan, sampai lebaran haji juga AP-GT tetap tidak bisa lolos. FIFA mendesak untuk menghentikan kongres. Akhirnya, dengan sangat menyesal saya memutuskan untuk menutup kongres. Itulah yang terjadi. Sekarang itu semua telah terjadi dan kita semua prihatin terhadap apa yang terjadi pada saat kongres itu," jelas Agum Gumelar.

Peringkat Dunia FIFA

  • 04 Juli 2013
  • 1. Spanyol - 1532 Pts
  • 2. Jerman - 1273 Pts
  • 3. Kolombia - 1206 Pts
  • 4. Argentina - 1204 Pts
  • 5. Belanda - 1180 Pts
  • 6. Italia - 1142 Pts
  • 7. Portugal - 1099 Pts
  • 8. Kroasia - 1098 Pts
  • 9. Brazil - 1095 Pts
  • 10. Belgia - 1079 Pts
  • ........
  • 160. Chad - 134 Pts
  • 161. Lesotho - 133 Pts
  • 162. Kep. Salomon - 132 Pts
  • 163. Myanmar - 129 Pts
  • 164. Gambia - 126 Pts
  • 165. Dominica - 124 Pts
  • 166. Sao Tome e Principe - 120 Pts
  • 167. Pakistan - 114 Pts
  • 168. Indonesia - 112 Pts
  • 169. Nepal - 106 Pts
  • 170. Yaman - 96 Pts